Masjid Jami Baiturrahim Gorontalo ini pertama kali dibangun tahun 1737 pada masa Sultan Botutihe berkuasa, bangunan mesjidnya terbuat dari bahan kayu. Ketika raja Unonongo berkuasa, Masjid Jami mengalami perubahan strukturnya. Pondasi dan dindingnya terbuat batu.
Pada bulan Nopember 1941 gempa besar melanda wilayah Gorontalo, menyebabkan Masjid Jami (Groote Moskee) mengalami kerusakan berat. Butuh 5 tahun untuk membangun kambali masjid ini, saat itu yang memimpin proyek ini adalah Abdullah Usman.
Sewaktu Taki Niode menjabat Walikota Gorontalo sekitar tahun 1964, Masjid Jami mengalami perluasan lagi. Tahun 1999 Masjid Jami dibangun kembali yang lebih besar lagi dan diresmikan oleh Presiden RI ke 3 BJ Habibie.
Catatan tambahan.
Pada tahun 1932 setelah pelaksanaan sholat Idhul Adha, di halaman masjid Jami diadakan tablig akbar yang menghadirkan beberapa orang mubalig.
Ketika salah seorang mubalig sedang berpidato, tiba tiba inspektur polisi yang bertugas mengawasi acara itu memberitahukan yang bersangkutan untuk menghentikan pidatonya karena berisi ujaran provokasi.
Masyarakat yang hadir ikut bereaksi, diantara mereka langsung menyerang inspektur polisi. Melihat situasi tersebut, Tom Olii dan Jogugu Rais Monoarfa ikut menenangkan dan meredam kemarahan masyarakat.
Tom Olii sebagai ketua penyelenggara acara tersebut kemudian membuat nota protes tertulis kepada Kejaksaan di Batavia, akibat dari kejadian itu akhirnya inspektur polisi itu di mutasi ke daerah lain
Sumber:
Wikipedia: Masjid Agung Baiturrahim
Buku Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Utara, Dikbud.
Data: Beranda Museum Sejarah Gorontalo