Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Percaya atau Tidak, Kota Gorontalo Serambi Madina

Kamis, 10 Desember 2020 | 16:32 WITA Last Updated 2020-12-10T08:32:25Z
Keadaan Kota Gorontalo Zaman Dahulu (Foto: Ilustrasi)


Gorontalo - Julukan serambi madinah bagi kota tua Gorontalo bukan merupakan deskripsi untuk mempertahankan prestise masa lalu. Begitu pula halnya selisih jarak, dari rasa keakuan dalam hegemoni eks penguasa atau penakluk teluk Tomini. 


Bahkan sampai sekarang setiap mata bisa memandang lalu kemudian memberi penilaian komparatif, apalagi jika melihat kota itu jauh ketinggalan dan tak seberapa megahnya dibandingkan dengan kota Makassar, sebagai bagian dari keserupaan negeri atau kota yang berperadaban. 


Akan tetapi dibalik kesemuaan itu, tidak disangka sangka Gorontalo bisa memperoleh predikat sebagai serambi madinah. Benar atau tidak tergantung kepribadian kita menilainya, berfikir atau menganalisa dari berbagai sudut pandang yang berbeda beda.


Di zaman ini, keadaan makin terasa secepatnya bisa merubah wajah peradaban manusia. Karena maju pesatnya kecanggihan teknologi dan kemutakhiran maupun kekinian ilmu pengetahuan yang multi kompleks. 


Tapi sekalipun itu yang terjadi konstan tidak mampu merubah, menukar atau mencabut akar budaya setiap suku-bangsa Indonesia, sebab sudah terpatri dan melekat pada hati sanubari warganya. 


Masyarakat yang mempunyai adat istiadat dan menjunjung tinggi perbedaan perbedaan diantara sesama manusia. Dan itulah yang terdapat pada Serambi Madinah sejak dari masa pemerintahan kolonial.


Nah, oleh karena itu, bagian yang terpenting di Serambi Madinah adalah perbedaan-perbedaan yang selama ini hidup berdampingan antara satu dengan yang lainnya, dan mampu menumbuhkan jiwa persaudaraan lantas masih dipertahankan. 


Itulah serambi madinah, namun ada hal lain yang tercecer pada permukaan istilah globalisasi. Ia adalah kesan serambi Madinah pada memori masa lalunya. Dan ini kayaknya sulit untuk dipercaya, namun sejarah sudah terlanjur menoreh bilamana dahulu Aceh darussalam dan Gorontalo senantiasa dikunjungi oleh bangsa bangsa asing yang berasal dari berbagai penjuru di dunia.


Aceh darussalam dan Gorontalo, kedua-duanya memiliki posisi wilayah geografis yang terletak sangat strategis. Menjadi bandar perniagaan atau perdagangan hasil bumi rempah rempah dan berbagai hasil hutan maupun tambang.


Dampak Ekonomi Bagi Terciptanya Kota Serambi Mekah dan Serambi Madinah.


Barangkali kita kurang membaca peristiwa masa lampau yang tercatat dalam naskah kuno atau tulisan tulisan sejarah. Sehingga itu kita tidak bisa berkata banyak dan berbuat apa apa untuk mengemukakan alasan argumentasi, bahwa kenapa tidak atau bukan Serambi Madinah di kota Gorontalo. 


Sementara itu, pada masa lalu Aceh darussalam menjadi daerah yang kaya mempunyai income pendapatan non hasil bumi, berupaya pajak pajak dan bea cukai. Orang orang Melayu, Jawa, Bugis dan Makassar pada berdatangan sebagai pedagang kemudian tidak sedikit jumlah mereka yang sudah berbaur karena akulturasi dan diaspora. 


Semuanya tak bisa lagi dipisahkan dengan penduduk lokal (pribumi), dan secara pukul rata perekonomian sosial diantaranya mencapai nilai sejahtera. Hingga itu pada abad ke 16 sampai dengan abad 17 sudah banyak kaum muslimin yang melaksanakan ibadah haji ke Mekkah. 


Demikian pula di Gorontalo bukan hanya bertumpu melaksanakan ibadah haji saja. Dimana pada kenyataannya terjadi bagi sebahagian penduduk, yaitu sekelompok masyarakat yang strata ekonominya mapan atau kuat, maka banyak diantara mereka berumroh ke Madinah. 


Pada zaman itu kota Gorontalo menjadi pelabuhan embarkasi bagi jamaah umroh. Sehingga itu Gorontalo di sebut sebagai serambi Madinah, karena sebelum jamaah mencapai kota Madinah harus mampir dulu di Gorontalo guna mengurus segala keperluan administrasi. 


Sebab kapal bangsa bangsa asing yang hendak pulang ke Eropa start/berangkat dari Gorontalo dan kelak akan singgah di Madinah lalu kemudian menuju Eropa. Tentu saja sebelum masuk kedalam rumah/keraton pasti anda lewat dulu melalui dihalaman pendopo/sabua, setelah itu anda bisa masuk di dalam rumah. Begitu juga kota Madinah, anda harus melewati serambinya, odito kan?


Sekarang saya mau balik bertanya, Aceh lebih dahulu berjulukan serambi mekah dan berikut kemudian Gorontalo serambi madinah. Tapi mengapa Aceh Darussalam lantas kota Gorontalo bukan Darul Ihsan?


Penulis: Maman Ntoma (Sejarahwan)

×
Berita Terbaru Update