Foto: Istimewa |
Opini - Berbagai macam informasi terkait fenomena dan musibah alam saat ini begitu intens diberitakan. Di mulai dari kebakaran hutan kalimantan, sumatra, dan papua, Tanah longsor di Sulawesi, serta fenomena banjir di gorontalo dan sekitarnya. Sehingga meresahkan kita semua. Tanpa kita sadari hal tersebut merupakan dampak dari perilaku kita dalam memandang alam sekitar.
Dalam memandang alam ada beragam mindset yang dapat kita identifikasi di dalam masyarakat. Mindset tersebut dapat terlihat dari kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan alamnya. Salah satu diantaranya ialah antroposentris
Antroposentris memandang bahwa alam dan manusia itu berbeda. Alam beserta isinya dipandang sebagai objek. Sedangkan manusia beserta keinginannya dipandang sebagai subjek.
Hal inilah yang melatarbelakangi pengelolaan dan pemanfaatan alam cendrung merusak. karena objek hadir untuk memenuhi kebutuhan sang subjek.
Analogi itu ibarat menanam jagung dengan tujuan utamanya hanya untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Disaat jagung masak segera saja jagung tersebut di konsumsi, selain dari pada itu pemanfaatan jagung untuk hal lain baik pengaruhnya terhadap tanah, ekowisata, dan estetika alam sudah tidak ada lagi.
Sehingga problem tersebut merupakan salah satu dari cikal bakal kelahiran ilmu pengetahuan dibidang kehutanan. Dalam bidang pengetahuan kehutanan ada beragam paradigma, salah satu diantaranya ialah konservasi hutan.
Konservasi hutan yang lahir dari ilmu-ilmu ekologi terapan, pemikiran naturalis dan lain sebagainya memiliki pemahaman bahwa hutan harus di kelola dengan menerapkan prinsip dan asas kelestarian. Selain itu, ia juga memiliki tujuan ekonomi dan ekologi yang berkelanjutan. Agar kedepannya manfaat hutan masih dapat dirasakan oleh generasi selanjutnya.
Sesuai dengan prinsip tersebut sehingga Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo yang memiliki asas ahlusunnah waljamaah cinta akan alam dan kegiatan pelestarian memiliki program studi konservasi hutan. dengan fokus utama sebagai kampus riset, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang konservasi hutan sesuai dengan arahan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo Bapak Dr. Ridwan Tohopi M.Si bahwa mahasiswa luaran dari UNU Gorontalo akan menjadi alumni yang berifkir sesuai data dan fakta serta bertindak sesuai sinergitas yang ada di lapangan.
Sehingga dengan tujuan tersebut cita-cita program studi konservasi hutan untuk menciptakan alam yang lestari dan rakyat sejahtera dapat terwujud di masa yang akan datang.
Untuk membantu capaian cita-cita program studi konservasi hutan maka beberapa mata kuliah suplemen di adakan. Beberapa mata kuliah suplemen tersebut seperti:
Etika Lingkungan Rimbawan
Mata kuliah ini tak banyak di dapatkan dalam bidang ilmu kehutanan di Universitas lainnya. Ilmu ini lebih mengarahkan para mahasiswanya untuk beretika lestari dan berwawasan konservasi. Dengan berbagai macam mazhab serta pengaplikasiannya di lapangan.
Agroforestry Berwawasan Lestari
Umumnya mata kuliah ini hanya ditujukan kepada para mahasiswa pertanian dan kehutanan. Akan tetapi di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo teori agroforestry nya lebih mengedepankan pelestarian pada prakteknya di lapangan. Sehingga selain keuntungan ekonomi, keuntungan dalam ekologi juga didapatkan yang tentu saja tetap mempertahankan prinsip kelestarian dan berkelanjutan.
Pengelolaan Hutan Lestari
Dalam bidang mata kuliah ini para mahasiswanya lebih diarahkan kepada jiwa interprenuer yang bertindak secara lestari. Umumnya pembahasan dalam matakuliah ini lebih diarahkan bagaiamana memanfaatkan hasil hutan non kayu seperti madu, minyak atsiri, gondorukem dan lain sebagainya.
Analisis Konflik
Umumnya kuliah ini diajarkan di jurusan sosial. Akan tetapi bagi kami kuliah ini sangat penting diajarkan di prodi konservasi hutan Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo. Mengingat bahwa permasalahan tenurial merupakan permasalahan klasik yang terjadi sampai sekarang. Baik antara masyarakat, pemerintah, perusahaan, dan pemangku adat. Sehingga adanya mata kuliah ini di prodi kami sedikit banyak dapat menyumbangkan ide gagasan untuk mengatasi permasalahan klasik tersebut. Beberapa "tools" dasar juga diajarkan dalam menajemen konflik tenurial ini.
Jadi kedepannya selain menjaga alam tetap lestari luaran dari alumni Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo prodi konservasi hutan juga mampu melahirkan para enterpreneur- enterpreneur muda yang berjiwa mandiri dan cinta akan alam lingkungannya. Sehingga dengan adanya Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo prodi konservasi hutan sedikit banyak dapat meminimalisir permasalahan lingkungan dan kehutanan melalui luaran alumninya.