Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sengketa Kepemilikan Budak Antara Kerajaan Buol dan Kerajaan Limboto

Minggu, 06 Desember 2020 | 15:00 WITA Last Updated 2020-12-06T07:00:41Z
Gambar ilustrasi Lukisan perbudakan abad 17


Indonesia - Sekitar tahun 1670-an sebanyak 160 orang budak dari Kerajaan Limboto melarikan diri ke wilayah kerajaan Buol, kemudian utusan kerajaan Limboto yang diwakili oleh Kapitan Laut Walangadi pergi ke Buol menemui Raja Buol untuk membicarakan masalah Budak asal Limboto. Pembicaraan masalah Budak ini dihadiri pula utusan dari Kerajaan Kaidipang. 


Raja Buol menolak untuk tidak menyerahkan budak tersebut, sehingga peperangan tak bisa dihindari. Pada Desember 1683 Kerajaan Limboto bersekutu dengan Kerajaan Kaidipang  menyerang kerajaan Buol, yang akhirnya Buol mengalami kekalahan. 


Namun para budak yang disengketakan melarikan diri ke wilayah hutan di Toli-Toli. Kerajaan Limboto kembali merundingkan soal pengembalian budak, tetapi pihak Buol tetap pada keputusan sebelumnya. 


Kerajaan Limboto menyerang kembali kerajaan Buol, untuk kedua kalinya pihak kerajaan Buol mengalami kekalahan perang. Kerajaan Limboto menawan dua orang pengeran Buol dan membawanya ke Karajaan Limboto.


Selama dalam tawanan Pangeran Puni dan Balamogilalu diperlakukan secara istimewa. Nantinya mereka yang ditawan ini akan menjadi perantara oleh Kerajaan Limboto dalam merundingkan pengembalian Budak asal Limboto.  


Cara yang dilakukan oleh Kerajaan Limboto berhasil membujuk  Raja Buol untuk mengembalikan Budak asal Limboto. Kedua kerajaan yang bersengketa ini akhirnya mengakiri permusuhan dan menjalin perdamaian.


Penulis: Misbach Lapananda (Sejarawan)


Sumber:

Buku Sejarah Kerajaan Gorontalo

Oleh Harto Juwono

×
Berita Terbaru Update