Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ini Cerita Walikota Marten Taha saat Hidup di Lingkungan Yang Beragam di Manado

Sabtu, 16 Januari 2021 | 15:09 WITA Last Updated 2021-01-16T07:09:18Z
Walikota Gorontalo, Marten Taha saat usai memberikan sambung di Acara Silaturahmi FKUB dan Lintas Tokoh (Foto: Sarjan Lahay/Times Indonesia)


Kota Gorontalo
- Walikota Gorontalo, Marten Taha bercerita tentang kisah dirinya yang pernah hidup dilingkungan yang bermacam-macam agama di Kota Manado, saat dirinya menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara. 


Marten menjelaskan rumahnya yang berada di Manado, bertetangga dengan umat-umat yang beragama selain dari islam, dan dirinya hidup berdampingan dengan baik dan rukun. 


"Saat saya tinggal di Manado, sebelah kiri rumah saya, beragama Konghucu, di depan beragama Islam yang dari Arab, sebelah kanan beragama Kristen Protestan, kita sangat rukun saat tinggal berdampingan," Kata Marten Taha, memberikan sambutan di acara FKUB, Sabtu (16/1/2021). 


Tak hanya itu, Marten menambahkan, tidak jauh dari rumahnya itu, ada juga orang yang beragama Buddha, dan Hindu yang menjadi tentangnya, dan sangat ramah dengan dirinya 


Saat bulan Ramadhan tiba, kata Marten, tetangganya yang berbeda agama tersebut, sering mengantarkan makanan atau cemilan berupa kue untuk Buka Puasa dengan keluarganya. 


"Hari raya imlek, Natal dan Idul Fitri kita rayakan bersama, kita sangat rukun saat itu, walapun berbeda agama sekalipun, dan itu sangat indah terasa," ucap Marten Taha samping menambahkan, "Keberagaman itu sangat indah,"


Marten juga mengungkapkan dilingkungan rumahnya juga itu, ada Gereja, Masjid, dan Pesantren, serta silaturahmi antar umat beragama saat itu sangat terjalin baik. 


"Kita saat berdampingan dengan umar beragama lain, tidak terjadi gesekan sama sekali, malainkan sangat rukun, dan saling menjaga satu sama lain," ucapnya


Tapi dirinya sangat heran, dibeberapa daerah, malah ribut dengan umat agama lain, bahkan ada beberapa daerah, kata dia, bermusuhan dengan umat lain. 


"Mungkin nanti hidup berdekatan, kita baru saling rukun, tapi kalau berjauhan, saling bermusuhan, padahal hidup rukun ini sangat indah," jelasnya


Selama 32 tahun hidup dilingkungan yang beragam, kata dia, dirinya sangat terbuka dengan sesama umat lain. Saat Menjadi Mahasiswa pun, kerabatnya banyak yang beragama lain, dan saling rukun. 


"Saat jadi jadi Mahasiswa di Mando, saat memiliki banyak teman dari beragama, saat kita diskusi, kita saling menguatkan, ketika waktu sholat, diskusi selalu di penting, sebagai bentuk menghargai umat islam," ujarnya


Bahkan, kata Marten, saat waktu sholat tiba, kerabatnya sering mengikatnya untuk segera melaksanakan ibadah. Itu bentuk rukun antar umat beragama yang dirasakannya saat masih menjadi Mahasiswa. 


"Itu yang saya inginkan, karena menjaga keberagaman, dan hidup rukun itu sangat indah, apalagi kita hidup di negara yang majemuk. Ketika hubungan antara umat baik, maka keamanan juga akan baik," Kata Walikota Gorontalo Marten Taha 

×
Berita Terbaru Update