![]() |
Ilustrasi (Foto: Istimewah) |
Campur tangan Kolonial Belanda dalam urusan politik dan pemerintahan di Kerajaan Lima Pohala menimbulkan ketiakpuasan pada elit bangsawan.
Bentuk perlawanan para bangsawan terhadap tekanan Kolonial Belanda mulai nampak secara fisik, tahun 1835 terjadi peristiwa pembakaran rumah asisten residen Gorontalo.
Dari hasil penyelidikan pihak berwajib bahwa seorang bangsawan Kerajaan Gorontalo bernama Pangeran Djoeka terlibat langsung dalam pembakaran rumah asisten residen.
Ia dibawah ke pengadilan Ternate dan dijatuhi hukuman pembuangan di Malaka selama dua tahun.
Setelah masa hukumannya berakhir, ia dikembalikan ke tempat tinggal asalnya. Tetapi penguasa Kerajaan Gorontalo menolak menerima kembali Pangeran Djoeka.
Pihak kolonial Belanda mengizinkan Pangeran Djoeka menetap di Kerajaan Limboto.
Namun dia membuat masalah di Kerajaan Limboto, terjadi konflik berkepanjang antara dia dengan Raja Iskandar Olii.
Bahkan Pangeran Djoeka merencanakan usaha pembunuhan terhadap Raja Limboto itu, tetapi mengalami kegagalan.
Akibat perbuatannya, dia ditangkap dan dibawah ke Gorontalo untuk diadili. Pangeran Djoeka dijatuhi hukuman pembuangan di Ambon selama lima tahun.
Sumber
Buku Limo Pohalaa: sejarah kerajaan Gorontalo
Oleh Harto Juwono
Penulis: Misbach Lapananda
Data: Beranda Museum Sejarah Gorontalo (FB)