![]() |
Mohammad Djafar saat memberi makan kepada Kucing-kucingnya dirumahnya yang dijadikan sebagai Panti Kucing (Foto: Sarjan Lahay) |
Gorontalo - Mohammad Djafar hampir sempat putus asa, saat hadapi pendemi Covid-19. Dirinya yang berprofesi sebagai videographer di acara-acara pernikahan dan hajatan mengaku lesu saat mendengarkan Gorontalo akan mengadakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
PSBB diberlakukan, karena masyarakat yang terpapar Covid-19 di Gorontalo meningkatkan tajam. Bahkan saat itu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aloe Saboe yang ada di Kota Gorontalo 'over capacity' akibat Pasien Covid-19.
Saat itu, pria yang berumur 38 tahun ini, hanya bisa Tawakal dan menunggu keajaiban dari Tuhan saat Pandemi menyerang. Pasalnya, semenjak PSBB diberlakukan, orderan pesta pernikahan dan hajatan yang sudah ada, terpaksa di cancelnya.
"Saat itu, tidak diperbolehkan untuk membuat acara yang dapat memicu kerumunan orang," Kata Muhammad Djafar kepada TIMES Indonesia saat ditemui di rumahnya, Kamis (17/12/2020).
Akibat, pendapatan Mohammad Djafar menurun secara drastis. Dirinya tidak bisa berbuat banyak. Bahkan istrinya sudah memberitahukan bahwa stok makanan untuk kebutuhan keluarga sudah mulai menipis. Ia tak sanggup mendengar keluhan itu.
"Yaa Allah SWT, saat itu saya sudah tawakal, hanya menunggu keajaiban saja. Saat memang sangat terasa sulit saya alami dan keluarga," Ucapnya sembari merenung.
Sebenarnya, bukan hanya kebutuhan keluarga yang dipikirkannya. Dirinya memiliki Panti Kucing yang sudah lama dikelolanya. Ada sekitar 100 lebih kucing yang menjadi tanggungannya. "Kucing yang ada di panti, harus saya pikirkan juga, mereka harus diberikan makan setiap hari, " tuturnya
Pangasuh Kucing Terlantar
Selain berprofesi sebagai Videographer, Muhammad Djafar adalah Pemilik Panti Kucing di Gorontalo yang beralamat di Kh. Adam Zakaria, Kelurahan Dembe Jaya, Kota Gorontalo. Panti tersebut sudah setahun lebih dikelolanya. Ada ratusan kucing yang saat ini di asuhnya.
"Panti ini, dari tahun lalu dibuat. Kucing-kucing yang ada di Panti ini saya tidak bisa hitung secara pasti, namun kalau dikalkulasikan, ada sekitar ratusan lebih kucing yang ada di Panti ini," jelasnya
Mohamad Djafar bercerita, kucing-kucing yang di asuhnya itu sudah dianggap sebagai keluarga. Bahkan ketika ada orang-orang yang ingin menanyakan kucing-kucing tersebut, ia sering menyebutkan itu anak-anaknya.
Bukan karena sebab, Muhammad Djafar sejak kecil memiliki lingkungan keluarga yang penyayang hewan. Ibu dan bapaknya sangat suka memelihara kucing. Saudara-saudaranya pun begitu. Bahkan ada yang memelihara Burung Merpati, dan ada pula yang memelihara ikan lele.
Lelaki yang memiliki seorang anak perempuan ini mengaku ingin melanjutkan kecintaan ibu dan bapaknya kepada kucing. Hingga rumah warisan dari orang tuanya itu, ia jadikan sebagai Panti Kucing Gorontalo yang diperuntukkan untuk kucing-kucing terlantar.
Niat membuat panti kucing itu bukan nanti sekarang, ia mengaku, hal tersebut sudah dipikirkan semenjak dirinya duduk disekolah dasar (SD). "Dari dulu memang saya ingin membuat rumah untuk kucing, " ungkapnya
Sejak kecil, Ia sering membawa kucing ke rumahnya yang ditemukannya terlantar usai pulang sekolah. Kucing-kucing tersebut dirawatnya hingga diberikan makan. Bahkan ia makan bersama kucing.
"Hampir setiap hari setiap pulang sekolah SD, saya menemukan kucing, dan saya bawa pulang ke rumah, dan saya rawat serta beri makan, " ujarnya
Di tahun 2019 kemarin, dirinya disarankan oleh kerabatnya yang tergabung dalam organisasi pecinta kucing di Gorontalo untuk membuat panti kucing. "Semenjak itu saya langsung mendirikan panti kucing, bagi kucing yang terlantar di jalanan," jelasnya
Menunggu Keajaiban saat Pandemi
Mohamad Djafar mengatakan, setelah dirinya mendirikan panti kucing. Ia harus memasak beras 4 liter dalam sehari. 3 liter diantaranya dan satu liter ikan kering menjadi makanan pokok kucing-kucing tersebut. Kucing-kucing itu diberi makan empat kali dalam sehari. Yaitu sarapan pagi, makan siang, makan malam, dan makan tengah malam.
"Saat pagi mereka makanan yang kering, yang biasa dibeli di tokoh-tokoh, tapi saat siang mereka diberi makan nasi. Sore menjelang malam, mereka diberikan makan kering lagi, biasa juga diberikan nasi. Saat tengah malam juga mereka diberikan makan nasi," jelasnya
Namun, semenjak pandemi menyerang Indonesia pada awal bulan Maret kemarin. Mohamad Djafar melalui merasakan dampaknya. Dirinya sempat pasrah dan hanya menunggu keajaiban, seperti yang diceritakan di awal tulisan ini.
Profesi sebagai Videographer yang tidak memiliki orderan saat pandemi, membuat kebutuhan keluarga dan kucing-kucing yang diasuhnya sempat terpuruk. Bahkan saat bulan Suci Ramadhan kemarin, kucing-kucingnya ikut berpuasa, akibat stok makanan yang sudah menipis.
"Saat bulan puasa kemarin, kucing tersebut hanya makan saat buka puasa, dan sahur saja, karena memang saat itu kebutuhan makan sudah menipis akibat pandemi," katanya
Hingga selepas bulan Suci Ramadhan, dirinya masih merasakan keterpurukan itu. Kamera yang dimilikinya nyaris terjual akibat memenuhi kebutuhan keluarga bersama kucing-kucing tersebut. "Kamera saya hampir saya jual Rp. 5 juta, karena sudah tidak ada uang, saya bilang ke istri saya, tapi dia tidak kasih untuk dijual, " ucapnya
Setiap hari, dirinya hanya membuka pintu studionya dengan harapan ada yang datang untuk memakai jasa videographer. Tak ada lagi nasi, hanya makanan kering saja yang diberikan kepada kucing-kucingnya saat itu.
"Saya hanya bisa berdoa, memohon kepada Tuhan. Karena saya yakin, pasti ada rezeki untuk setiap orang, apalagi dalam kondisi pandemi, " ceritanya.
Tuhan Menjawab Doanya
Saat sedang melamun di kursi kerjanya, dirinya kedatangan tamu. Awalnya tamu itu tidak ia kenali, karena menggunakan masker. Setelah dia bertanya, ternyata itu adalah kerabatnya yang sedang datang untuk mengantarkan makanan kucing kepadanya.
Hatinya cukup legah saat itu, kucing-kucing yang hanya memakan makanan kering. Saat itu kembali bisa merasakan makanan pokoknya lagi. Dia mengira, ini adalah doa yang dijawab Tuhan. "Alhamdulillah, saya sangat bersyukur saat itu, karena kondisi sangat terpuruk, tiba-tiba ada yang mengantarkan makanan kucing," tuturnya
Tak hanya itu, beberapa bulan kemudian, dirinya didatangi oleh Yayasan Kemanusiaan yang berasal dari kitabisa.com dengan memberikan bantuan kepadanya. Bantuan itu berubah bahan bangunan untuk pembuatan rumah kucing yang dibangun di samping rumahnya.
"Saat itu memang rejeki datang dari mana saja. Rumah kucing yang sempat tertunda, kini sudah bisa dilanjutkan karena dapat bantuan. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT," Jelasnya
Dirinya juga sudah kembali mendapatkan order untuk Liputan di pesta-pesta pernikahan atau hajat setelah PSBB di Gorontalo berakhir. Kucing-kucingnya kembali bisa merasakan makanan yang dulunya lagi.
"Saat ini, kucing-kucing yang ada di rumah ini bisa lagi makan nasi. Rumah mereka juga saat ini sedang dibangun, " ucapnya